GARIS
KONTUR DAN INTEPOLASINYA
oleh
Faisal Rosad
Pendahuluan
Latar Belakang
Di dunia
Universitas banyak sekali ilmu yang berkembang. Mulai dari ilmu pasti sampai
ilmu sosial. Semua ilmu pengetahuan yang ada harus benar-benar di pahami oleh
mahasiswa karena mahasiswa dituntut untuk lebih memiliki pengetahuan secara
mendalam dari setiap cabang ilmu yang ada.
Salah
satu mata kuliah yang harus dipelajari oleh mahasiswa teknik sipil S1 adalah
mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Ilmu ini mempelajari bagaimana membuat pemetan
dari permukaan bumi. Disini dibutuhkan pemahaman secara detail agar proses
pemetaan dapat sesuai dengan kaidah yang ada. Maka dari itu pemahaman tentang
garis kontur dan intepolasinya sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.
Berdasarkan
latar belakang di atas, masalah yang akan diselesaikan adalah “Apa yang
dimaksud garis kontur dan interpolasinya serta bagaimana sipat dan kegunannya
dalam ilmu teknik sipil”. Tujuan penulisan adalah agar mahasiswa dapat lebih
memahami pengertian garis kontur dan interpolasinya. Semoga mahasiswa dapat
mengembangkan pola pikir dan pemahamannya dalam ilmu teknik sipil.
Manfaat dan
Tujuan
Tujuan Penulisan adalah agar mahasiswa dapat lebih memahami pengertian
Garis Kontur dan Interpolasinya. Semoga mahasiswa dapat mengembangkan pola
piker dan pemahamannya dalam ilmu Teknik Sipil.
Metodologi
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kualitatif dengan
mengambil data dan informasi dari berbagai sumber yang dipercaya.
Kerangka Dasar Teori
Garis kontur adalah garis khayal di
lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau
garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan
titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain
garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi
horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m
terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk
memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.
Pembahasan
Kontur
Garis kontur adalah garis khayal di
lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau
garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan
titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain
garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi
horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m
terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk
memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah. Aplikasi lebih
lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi
slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau
melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan)
dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah
asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur
dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena
peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini
juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
Gambar 1. Pembentukan garis kontur dengan mendatar dengan
permnukaan bumi
Garis-garis kontur
merupakan cara yang banyak dilakukan untuk melukiskan
bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan
ketelitian yang lebih baik. Cara lain untuk melukiskan
bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara hachures dan
shading. Bentuk garis kontur dalam 3 dimensi.
Sifat garis kontur
Garis-garis kontur merupakan cara
yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan tanah dan
ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik.
Cara lain untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan
cara hachures dan shading.
Bentuk garis kontur dalam 3 dimensi.
Penggambaran
kontur Garis kontur memiliki sifatsebagaiberikut :
- Berbentuk kurva tertutup.
- Tidak bercabang.
- Tidak berpotongan.
- Menjorok ke arah hulu jika
melewati sungai.
- Menjorok ke arah jalan menurun
jika melewati permukaan jalan.
- Tidak tergambar jika
melewati bangunan.
- Garis kontur yang rapat
menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
- Garis kontur yang jarang
menunjukan keadaan permukaan yang landai
- Penyajian interval garis
kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka
interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika
datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai
skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah
1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka
interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
- Penyajian indeks garis kontur
pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah
berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah
bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
- Satu garis kontur mewakili
satu ketinggian tertentu..
- Garis kontur berharga lebih
rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
m. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan
punggungan gunung.
- Rangkaian garis kontur yang
berbentuk huruf "V" menandakan suatu lembah/jurang
Gambar 2. Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan
daerah landai
Interval kontur dan
indeks kontur
Garis kontur yang berdekatan dan merupakan jarak antara
dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta tofografi
interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala
peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang
tersajikan, interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis
kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur
tertentu.
Gambar 3 . Titik dengan ketinggian sama berdasarkan garis
kontur.
Kegunaan garis kontur
Selain
menunjukan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga
dapat digunakan untuk:
a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan
c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan tertentu
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat
a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan
c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan tertentu
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat
Gambar 4. Garis kontur dan titik ketinggian
Cara
menentukan posisi, cross bearing dan metode penggambaran
1. Hitung deviasi pada peta:
A = B + ( C x D )
Keterangan :
A = deklinasi magnetis pada saat tertentu
B = deklinasi pada tahun pembuatan peta
C = selisih tahun pembuatan.
D = variasi magnetis.
A = B + ( C x D )
Keterangan :
A = deklinasi magnetis pada saat tertentu
B = deklinasi pada tahun pembuatan peta
C = selisih tahun pembuatan.
D = variasi magnetis.
Contoh:
Diketahui bahwa:
- Deklinasi magnetis tahun 1943 (pada saat peta dibuat) adalah: 0° 30'(=B).
- Variasi magnet pertahun: 2'(=D) Pertanyaan:
Berapa deviasi bila pada peta tersebut digunakan pada tahun 1988 (=A) Perhitungannya:
A = B + (CxD)
= 0° 30' + {(88-43)x 2'}
= 0° 30' + 90'
=120'
=2º0'
2. Mengukur sudut
a. Mengukur dari peta : Sudut peta – deviasi (jika deviasi ke Timur) = sudut Sudut peta + deviasi kompas.
(jika deviasi ke Barat)=sudut kompas
b. Mengukur dari kompas: deviasi timur sudut kompas + deviasi = sudut peta.
Deviasi Barat sudut kompas - sudut = sudut peta.
c. Setelah mengukur utara kompas, sesuaikan garis bujur dengan utara kompas kurang lebih deviasi.
a. Mengukur dari peta : Sudut peta – deviasi (jika deviasi ke Timur) = sudut Sudut peta + deviasi kompas.
(jika deviasi ke Barat)=sudut kompas
b. Mengukur dari kompas: deviasi timur sudut kompas + deviasi = sudut peta.
Deviasi Barat sudut kompas - sudut = sudut peta.
c. Setelah mengukur utara kompas, sesuaikan garis bujur dengan utara kompas kurang lebih deviasi.
3. Membuat cross bearing
1. Hitung sudut dari dua kenampakan alam atau lebih yang dapat kita kenali di alam dan di peta.
2. Buat garis sudut dengan menghitung deviasi sehingga menjadi sudut peta pada kertas transparan
3. Letakkan di atas peta sesuai dengan kedudukannya.
4. Tumpuklah.
5. Merencanakan rute
1. Pilihlah jalur perjalanan yang mudah denganmemperhatikan sistem kontur.
2. Bayangkan kemiringan lereng dengan memperhatikan kerapatan kontur (makin rapatmakin terjal).
3. Hitung jarak datar (perhatikan kemiringan lereng).
4. Hitung waktu tempuh dengan prinsip :
- jalan datar 1 jam untuk kemiringan lebih 4 km
- kemiringan 1 jam tiap kenaikkan 100m
Metode penggambaran:
1. Tarik garis transis yang dikehendaki diatas peta, bisa berupa garis lurus maupun mengikuti rute perjalanan.
2. Beri tanda (huruf atau angka) pada titik awal dan akhir.
3. Buat grafik pada milimeter blok. untuk sumbu x dipakai sekala horizontal dan sumbu y sekala vertikal.
4. Ukur pada peta jarak sebenarnya (jarak pada peta x angka penyebut skala peta) dan ketinggian (beda tinggi) pada jarak yang diukur tadi.
5. Pindahkan setiap angka beda tinggi dan jarak sebenarnya tadi sebanyakbanyaknya pada grafik.
6. Hubungkan setiap titik pada grafik (lihat gambar).
Simpulan dan Saran
Interpolasi adalah cara untuk menentukan nilai diantara dua nilai yang telah tertentu harganya.Interpolasi yang paling sederhana dan sering digunakan untuk
membuat kontur adalah interpolasi linear.Kontur merupakan produk (hasil) dari interpolasi. Interpolasi kontur
dapat diartikan sebagai cara mendapatkan harga kontur yang diinginkan dimana titik-titik di
lapangan tingginya tidak
tepat sama dengan harga kontur.
Semoga mahasiswa dapat memahami dengan benar bagaimana
pengertian garis kontur dan interpolasinya sehingga dapat dimanfaatkan di dunia
kerja.
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Interpolasi
Garis Kontur .[online]. Tersedia : http://
yunirwangeography.blogspot.com/2013/03/laporan-kartografi-interpolasi-titik.html
[ 29 Mei 2014]
Anonim.
2012. Garis kontur dan Interpolasinya.
[online]. Tersedia: http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/09/
[12 Mei 2014].
No comments:
Post a Comment